Lihatlah siapa yang tiba-tiba datang ke ruang rawat Brata dengan meninggikan suaranya, ditambah dengan melayangkan tamparan keras ke wajah Brata, jelas saja pria itu terhenyak sejenak, begitu juga dengan asistennya melihat kedatangan kedua mertua Brata. Bianca tersenyum tipis melihat kehadiran kedua orang tuanya, dan sangat menyukai hadiah yang baru saja diberikan mamanya pada wajah suaminya, walau hatinya belum terpuaskan. “Siapa yang telah mempermainkan ... huh! Bukannya kamu yang telah mempermainkan anak Mama. Barusan kamu tegakan mendorong dan memukul anak Mama di depan kedua orang tua kamu, ‘kan!” sentak Mama Laura, sorot netranya tampak berapi-api ketika menatap menantu kayanya tersebut. Sementara itu Bianca sudah memasang wajah sendunya hingga dengan sengaja netranya didesak untu