Fitri masih meringis kesakitan saat dibantu Ratih untuk mencabut pecahan beling di telapak kakinya, kemudian diobati dan diperban dengan rapinya. “Sialan!” gerutu Fitri kesal sendiri. “Sialan kenapa Fit? Masih untung saya bantu obati kaki kamu nih!” Agak tersinggung Ratih mendengar kata Fitri barusan seakan tidak ada terima kasihnya sudah ditolong. “Eh ... bukan ke kamu, tapi saya lagi kesal sendiri. Gara-gara si maid itu kaki saya terluka,” balas Fitri langsung meralat. “Maid yang mana?” tanya Ratih dengan tatapan herannya. “Loh emang kamu gak tahu, itulah si maid mvrahan itu, Nadira!” jawab Fitri dengan ketusnya. “Oh Nadira, hati-hati Fit kalau bicara. Nadira datang sama nyonya dan tuan besar, berarti mereka udah sering bertemu, Nadira makin cantik aja ya, saya sampai terpesona lih