Melebur Rasa, Menebar Asa (1)

2311 Kata

POV Rheinatta Papa menatap ke Tante Garnetta yang masih merangkulku. Aku mengartikan tatap mata papa sebagai tatap mata meminta persetujuan untuk melakukan sesuatu. Tante Garnetta terlihat menggelengkan kepala. Dia menatap tak setuju pada Papa. Papa tersenyum. “Pa, nggak usah buat Orang penasaran deh,” rajukku. “Iya nih Papa. Kita juga nggak mau mempersulit Petugas yang tadi kan?” sela Bang Rusli. “Betul tuh Pa. Ayo bilang. Kita harus segera pergi dari sini kan?” desakku. Papa berdeham. Tante Garnetta memperlihatkan reaksi yang menggelikan. Dia malah menggoyangkan telapak tangannya dengan heboh. “Ih, Tante, ada apa sih?” Suaraku sudah berbalut protes sekarang. “Aku bilang saja,” ucap Papa akhirnya. Tante Garnetta masih saja mengeleng, berusaha mencegah Papa untuk mengatakan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN