POV Rheinatta Akan tetapi semuanya tidak semudah dan sesederhana sebagaimana prediksi dan harapanku semula. Nyatanya, masih ada tanya jawab bak sesi interview saja. Sesi tanya jawab yang tak mungkin dapat aku hindari. “Ada apa Rheina? Keluargamu baik-baik saja?” Ada nada selidik dan jika aku tak salah tebak, tersirat selintas rasa cemas. Dan itu sungguh tak tersembunyikan. “Ya, mereka baik-baik saja. Thanks for asking,” jawabku secepat mungkin. Aku mendengar adanya helaan napas lega dari seberang sana. Tak urung, aku mengernyitkan kening. Astaga! Sebegitu pedulikah dia pada aku? Atau aku salah kira? “Lalu ada apa? Apakah karena minggu lalu kamu belum sempat menyediakan waktu berkualitas dengan mereka karena menemani aku?” Aku tercekat, merasakan adanya sedikit rasa sesal yang ba