Tekad versus Pembuktian

1953 Kata

POV Kelvin Gue memalingkan wajah gue ke samping. Sejujurnya, gue nggak sanggup untuk membalas tatapan Papa gue. Ada rasa bersalah yang begitu besar, menggoda gue. Tapi di waktu bersamaan, gue juga harus berperang dengan segenap perasaan lain. Gue benci, marah, sakit hati. Semua berpadu menjadi satu. Papa memegang rahang gue. “Lihat Papa! Hei Anak Pengecut! Dengan sikap selembek ini kamu nggak akan bisa menghadapi hidup sendirian. Jangan berani kamu bermimpi mau menaklukan dunia dengan hati lemah kamu!” Kata-kata yang sangar dan menyakitkan, suara yang lantang itu keluar dari mulut Seorang Lelaki yang harus kupanggil Papa. Kepala gue malah semakin tertunduk. Hati gue menjerit. Gue merasa diperlakukan dengan tidak adil. “Kelvin! Lihat Papa!”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN