POV Rheinatta Rasanya senyumku tak sedetik saja menjauh dari bibirku. Aku terlampau bahagia. Selama di penerbangan tadi, aku menyenderkan kepalaku ke lengan Kelvin. Dan begitu pesawat mendarat, rasanya aku senang sekali. “Jakarta, aku pulang,” kataku pelan, nyaris bagai berbisik. Kelvin tersenyum. Aku sangat bersemangat saat membiarkan Kelvin yang mendorong troley berisi bagasi kami yang didominasi dengan oleh-oleh karena nyaris semua barang milikku yang tersisa di Jepang telah kukirimkan melalui kargo, membantu Sang Supir memasukkannya ke bagasi mobilnya. “Vin, kalau misalnya aku minta diantarkan ke satu tempat dulu, boleh nggak?” tanyaku saat kendaraan mulai bergerak. “Boleh. Mau kemana?” Aku tersenyum tipis dan menjawab, “Ke kantornya Tante Garnetta.” Kelvin menatapku dan bal