25. Hormonal Reason

1230 Kata

“Ya sudah kalau gitu menginap saja.”   Jika kalimat itu dilontarkan oleh satu-satunya perempuan yang ada di sana, dengan senang hati Revin akan bersorak gembira. Tetapi karena ucapan itu justru datang dari lelaki lain yang juga ada di sana, dahinya justru mengernyit kebingungan.   “Hah?” Bukankah lelaki ini yang tadi menolak dengan keras ide agar Revin menginap di sana?   “Iya menginap, bukan di sini tapi di apartment saya.”   Jika Abifian berpikir itu adalah solusi terbaik, penjelasan santainya justru memancing kekesalan Revin lagi. “Mendingan gue balik macet-macetan deh!” Akhirnya lelaki itu pun berdiri dari duduknya. Membawa sisa makanannya yang masih lebih dari setengah dan membuangnya ke tong sampah di sudut dapur. “Udahlah ayo balik-balik!” serunya kesal.   Akhirnya kedua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN