Abifian menatap pantulan tubuhnya di kaca kamar mandi. Sedikit merunduk, demi bisa melihat luka gigitan Ashilla di bahu kirinya semalam. Tidak terlalu dalam, tapi cukup menyakitkan saat terkena air. Turun ke bawah, Abifian juga bisa melihat bekas cakaran Ashilla di punggungnya. Bahu dan punggungnya memang luka, tapi Abifian malah senyam senyum nggak jelas di tempatnya. Itu karena dia kembali mengingat malam pertama mereka. Semalam adalah malam terpanas di hidupnya. Abifian harus mengakui itu, dan semua karena Ashilla, perempuan yang sudah sah menjadi istrinya. Mereka menghabiskan malam panas bersama sampai kelelahan. Abifian keluar dari kamar mandi, dia sudah rapi dengan setelan santainya. Celana hitam dan kaus putih. Lelaki itu mendekat kea rah ranjang, duduk di sana menatap wajah mani