48. Tidak Bisa Mundur.

2019 Kata

"Jani!" Suara Ali di balik pintu, membuat Jani menegang dengan kedua tangannya yang gemetar. "Mas, aku mohon ...," bisik Jani pada Himsa. Ia tidak tahu harus berbuat apa, jika Ali melihat semua ini. Apakah mereka akan bertengkar hebat? Atau justru Ali akan tetap diam dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jani!" Panggil Ali lagi, "Iya, Mas." jawab Jani dari dalam, ia masih berada di dalam dekapannya Himsa saat ini. Sungguh Jani merasa sangat buruk, seolah ia adalah perempuan yang sedang berselingkuh dengan laki laki lain. "Kamu baik baik saja kan?" ujar Ali. "Iya, mas. Aku baik baik saja. Memangnya ada mas?" "Enggak, aku cemas saja. Kalau begitu, aku tunggu di parkiran ya, kita pulang bersama?" "Iya, mas. Aku segera ke sana." Jani menghela napas dalam dan lega, setelah suara

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN