47. Bukan Sebuah Pilihan.

1896 Kata

"Aku sangat mencintai kamu, Jani!" Perempuan itu membeku menerima pernyataan cinta dari seseorang yang justru hari ini adalah pesta pernikahannya. Jani segera meletakan air hangat itu di tangannya Himsa. Kemudian ia pun segera pergi ke ruangannya Mak Hindun. Jangan sampai ada orang lain lagi, yang melihat kedekatan mereka. Dan memberikan julukan tidak baik untuknya. "Jani!" Himsa sungguh merasa putus asa. Perempuan yang dicintainya itu pergi meninggalkan dirinya dalam ketidak berdayaan seperti ini. Sementara Jani masuk ke dalam ruangannya Mak Hindun. Ia menemukan perempuan hebat itu sedang tidur dengan posisi kasur bagian atas di naikan. "Jani ...," Mak Hindun tersenyum melihatnya. "Mak, bagaimana kabarnya?" Jani meraih tangan Mak Hindun lalu mencium punggungnya. "Mak, baik sekali. A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN