Sudah lebih dari setengah jam aku hanya tiduran sambil menatap objek di depanku tanpa bosan. Aku tidak tahu kalau Abil bisa semanis ini waktu tidur. Pipi mengembung karena tertekan bantal, bibir sidikit terbuka, dan rambut yang hampir menutupi separuh wajahnya. Harusnya ini jadi penampilan terburuk Abil waktu tidur, tetapi entah kenapa aku justru sangat menyukainya. Mungkin karena efek yang ditimbulkan setelah kegiatan yang baru kami lakukan beberapa jam yang lalu, kali, ya? Astaga! Mengingatnya membuatku ingin menerkam Abil sekali lagi! Aku menggeleng cepat, mecoba menyingkirkan pikiranku yang mulai ngelantur. Abil butuh tidur. Dia bahkan sudah menyiapkan list tempat mana saja yang nanti akan kami kunjungi. Aku tidak boleh serakah. Gadisku –ralat, maksudku wanitaku b