92. Cemburu

1505 Kata

"Nay, emangnya iya Om Arsen mepetin kamu?" Ya, siapa lagi kalau bukan Bang Badai? Abang Rinai nomor dua dari rumpun kembar tiga dengan nama-nama bencana yang papa beri. Rinai meliriknya. "Abang kalo mau masuk kamar Nay, ketuk dulu, dong, pintunya. Gini-gini Nay udah gadis, tahu!" decaknya. Badai tidak menggubris hal itu, dia berjalan mendekat dari yang semula hanya berdiri di ambang pintu sambil memegang handelnya. Menatap Rinai yang tengah sisiran di meja rias. "Serius, Nay? Abang denger dari mama." Ya, gitu. "Nggak tahu," jawab Rinai, cuek. Eh, pipinya dicolek-colek. "Abang!" "Kok, bisa, Nay? Mama juga bilang kalian sempat pacaran ... astaga, beneran kamu mau sama om-om, Nay? Ya, okelah ... Om Arsen emang tajir melintir, lumayan juga tampangnya, tapi ... Nay?" Diletakkannya sis

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN