118. Takut

1355 Kata

"Udah sembuh, ya, Sen? Udah bisa akrobat bibirnya," sindir Alam Semesta. Arsen mendeham saja. Sementara itu, Rinai malu-malu kucing di sana. Tak berani memandang sesiapa pun selain anak-anaknya. Gegas saja dia beralibi mau memandikan Arin dahulu. Malu, cui! Slepetan bibir Om Arsen di muka umum soalnya. "Syukurlah kalau nggak ada yang cedera. Tapi muka kamu beneran ancur, Sen." Maksud ibu, babak belur. Meringis pula melihatnya. Tapi hebat Arsen masih bisa ciuman. Ehm! Di mana ketika itu, Arsen melihat putrinya. Dia hendak mendekati Arna, tetapi disanggah Mama Ai agar sebaiknya Arsen mandi saja dulu. Toh, dia bukan sakit demam atau apa, hanya luka luar saja. Lebam-lebam. Lantas, Arsen pun pamit berlalu. Masuk kamar, Arsen mendapati Rinai yang tengah menyiapkan perkakas mandi Arin. Bayi k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN