“Aku rasa sebaiknya tidak membahas masalah ini.” Raina mengukir senyum lalu berdiri dan berjalan menghampiri Rey. Dipeluknya Rey dari belakang punggungnya. “Kamu sengaja ingin membuat bajuku kusut pagi-pagi begini?” Rey langsung memutar badan lalu memeluk pinggang Raina, dipagutnya bibir Raina sambil berdiri di depan cermin. “Aku senang kamu sudah tidak mendapatkan mimpi buruk lagi.” Bisik Raina sambil memeluk tengkuk Rey. Ditatapnya kedua mata pria itu dalam-dalam. “Berkatmu.” Sahut Rey padanya lalu memberikan kecupan pada kening Raina. “Kamu sudah siap? Aku akan membawamu turun untuk menikmati sarapan bersama.” Belum sampai Raina menjawab, terdengar ketukan pintu dari luar kamar Rey. “Siapa?” Tanya Rey dengan suara lantang dari dalam kamar tersebut. “Saya, Presdir.” Sahut Gee dar

