Pagi hari di kediaman Rey. Raina mengerjapkan kedua matanya, tidur wanita itu nyenyak sekali sejak semalam. Rey sudah bangun, sejak tiga puluh menit yang lalu pria itu berdiri di balkon dalam kamar tersebut. “Kamu sudah bangun? Mandilah, aku akan menunggu di lantai bawah. Kita akan sarapan pagi bersama.” Ucapnya pada Raina. Raina mengukir senyum pada bibirnya, dia merasa senang melihat kondisi Rey lebih baik dari sebelum-sebelumnya. “Aku hanya ingin melihatmu normal, Rey. Aku tidak akan membiarkan iblis itu terus mengganggu sepanjang hidupmu. Kamu berhak mendapatkan kebahagiaan.” Bisik Raina dalam hati. Wanita itu baru saja turun dari tempat tidurnya dan saat menoleh menatap ke dalam cermin dia melihat bayangan Imelda dengan kepala retak penuh darah, rambut Imelda acak-acakan. Tatapan k

