Regan berdiri di balkon kamarnya. Dalam genggamannya, ada segelas wine yang masih utuh. Regan menatap nanar cairan warna merah itu. Matanya menggelap akan amarah, tapi air matanya juga menggenang, tanda ia juga sedih. "Argghhh!!" teriak Regan melempar gelas di tanganya. Regan mengacak rambutnya frustasi. Regan tergesa memasuki kamar tamu, kamar yang selalu ia kunci dan tidak diketahui Mika. Regan membuka lemari pendingin dengan kasar. Puluhan botol wine ada di sana. Regan membanting botol berisi wine dengan brutal. Pecahan beling berceceran memenuhi ruangan. Regan mengepalkan tangannya erat. Regan benci pada dirinya sendiri. Regan benci karena ialah yang selalu menyakiti Mika. Pria itu meninju tembok di sampingnya dengan amarah yang meluap. Regan menyesal telah membohongi Mika sana-sin

