Setelah membayar makanan, kami meninggalkan rumah makan itu. Waktu menunjukkan pukul 4 sore, dan aku masih memiliki satu jam lagi sebelum jam kerja usai. Kembali ke kantor tidaklah mungkin, apalagi jika dilihat oleh rekan-rekan kerjaku. "Rania, kamu harus ikut denganku. Ada makan malam keluarga, dan aku tidak ingin mama membahas perjodohanku dengan Soraya di depan papaku," ucapnya dengan nada kesal. Sambil menghidupkan mesin mobilnya. Aku terkejut mendengar permintaan itu. "Pak, kita hanya pacar pura-pura. Aku pikir hanya di kantor, kenapa harus ikut pertemuan keluarga?" tanyaku sambil memasang sabuk pengaman. Pak Kaiden menghela napas, wajahnya masih kesal. "Tadi Soraya mengatakan hari ini pertunanganku dengannya, aku tidak mau, tapi mama dan Soraya bersikeras akan mengumumkan pertunan