Teman-teman begitu antusias mendengar cerita Laura yang terus mengaku sebagai calon istri Kaiden Wajendra dengan sombong. "Kalian tahu tidak, siswi terpintar di sekolah ini ternyata kerjanya hanya sebagai office girl, loh. Mendingan aku yang tidak pinter tapi bisa kerja di Wajendra group," sindir Laura sambil melirik ke arah kami, begitu pun teman-teman semuanya ikut melihat ke arahku. Vivian tergerak hampir menghampiri Laura, tapi aku mencegahnya. "Vi, biarin. Percuma kita melawan Laura, yang lain pasti akan membela Laura," kataku mencegah Vivian. "Tapi, Ran. Laura keterlaluan, terus-menerus menghina kamu. Aku sebagai sahabat kamu tidak terima," balas Vivian terlihat tangannya mengepal kuat menandakan dia sedang marah. Wajah Vivian memerah dan matanya menyala dengan kemarahan, menunjukk