Pak Kaiden menggendongku keluar dari toilet, tanganku merangkul leher kokohnya dengan erat. Kurebahkan kepalaku di d**a bidangnya, dan aku bisa merasakan detak jantungnya yang berdetak kencang. Suara-suara terdengar ramai, seluruh karyawan melihat adegan aku digendong Pak Kaiden dalam keadaan lemas dan basah karena keringat. Beberapa dari mereka terlihat khawatir dan panik, sementara yang lain berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk dengan mata yang terbelalak. Mbak Ratna terlihat terkejut dan kesal, matanya menyipitkan pandangan tidak suka ke arahku. Sementara itu, Mbak Asih terlihat khawatir dan prihatin, dia menggelengkan kepala dan berbisik pada rekannya. "Kaiden, ada apa dengan Rania?" tanya Kak Leon terdengar panik, suaranya penuh kekhawatiran dan dia berlari mendekati kami. "Rania t