"Kita bicara jangan di sini," jawabku. Aku tidak mau ada yang menguping pembicaraan kami terutama Laura. Kak Leon mengangguk kemudian melepaskan pegangan tangannya dari bahuku. Aku dan Kak Leon berjalan menuju pantry, suasana kantor sepi karena karyawan sudah pulang. "Obati dulu luka kamu," katanya sambil mengambil kotak P3K. Kak Leon dengan lembut mengobati lukaku dengan obat oles untuk luka bengkak, aku bersyukur tanganku tidak apa-apa. Saat itu, tanpa sadar aku terus menatap wajah tampan Kak Leon dengan rambut gondrongnya yang sedikit berantakan. Wajahnya yang tampan dengan garis-garis tegas dan mata yang tajam membuatku sedikit canggung. Anak rambut yang menjuntai di wajahnya membuat penampilannya semakin menarik. Aku merasa sedikit gugup saat Kak Leon menatapku dengan mata yang ser