Pak Kaiden menyalakan shower, dan kami berada di bawahnya. Aku sudah pasrah apa yang akan dia lakukan. Perlahan dia membuka kancing baju ini, lalu menatapku sejenak dengan mata yang lembut. "Aku mandikan kamu," katanya dengan suara yang hangat dan lembut, lalu mengambil sabun cair dan menuangkannya sampai busa memenuhi telapak tangannya. Pak Kaiden menggosok tubuhku dengan busa perlahan, membuatku merasa rileks dan nyaman. Aku menikmati setiap sentuhannya, seperti seorang ibu yang sedang memandikan anaknya. Aku memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembutnya. "Aku tidak akan memaksa kamu, takutnya nanti kamu pingsan di sini," kelakarnnya. Aku membuka mata dan menatapnya, melihat senyum yang tulus dan tidak ada niat untuk memaksaku. "Setelah ini kita sarapan pagi, nanti aku kenalkan