Beberapa hari yang terlewati hanya Dara habiskan berdiam diri di rumah, ia absen bekerja dengan alasan sakit. Sebetulnya perempuan itu bisa saja berangkat ke kantor sebab badannya sudah bugar seperti layaknya orang sehat. Tetapi ini bukan perkara tubuhnya yang tak mampu beraktivitas, namun karena beban pikirannya yang semakin lama semakin menggerogoti benaknya. Dara sudah bisa menduga ia tak akan sanggup berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaannya jika masih dibayang-bayangi oleh masalahnya sendiri. Lamat-lamat pandangannya tertuju pada tanaman hias mungil di atas meja. Entah sudah berapa lama ia mengamati benda tersebut dari celah selimutnya, entah apa pula yang tengah berputar di kepala gadis itu saat ini. Belakangan ini, Dara memang sering larut dalam lamunannya sendiri, perempuan berma