Berkabung

1001 Kata

"Ayo, Dara ... sudah mau hujan." Yudhi menyentuh bahu Dara lembut. Perempuan itu masih bersimpuh di samping makam Yudha. Namun Dara tak bergeming. Ia terus menatap gundukan tanah yang masih basah dengan batu nisan bertuliskan nama suaminya. Yudhi terpaksa memberi Dara waktu untuk sendiri. Dia mundur beberapa langkah dan menunggu perempuan itu selesai memanjatkan doa. Yudhi menarik napas lega saat melihat Dara beranjak dari posisi bersimpuhnya. Hanya tinggal dirinya dan Dara yang berada di area pemakaman. Tadi mamanya meminta Yudhi untuk menunggui Dara dan mengantarnya pulang. Sepanjang perjalanan, Dara hanya diam saja. Wajahnya begitu murung dengan mata yang sembab. Yudhi tahu apa yang Dara rasakan, karena dirinya juga merasakan hal yang sama. Bukankah seharusnya ia dan Dara saling berba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN