“Apa?!”, pekik Amel kaget. “Mereka balik?!” Amel lalu bangkit. Ia menurunkan kaki-kakinya dari atas sofa ketika mengetahui jika mobil yang Darmanto kemudikan untuk mengantar para pengungsi telah kembali. Hell! Entah ada perkara apa, tapi Amel yakin kepulangan mereka pasti karena ada masalah yang terjadi. “Kok cepet banget sih! Katanya mau nginep. Ini sih buang-buang bensin doang namanya.” Gerutu ibu tiga anak itu sembari meletakan toples cookies ke atas meja. “Mas, tolong matiin drama aku ya..” jari-jari Amel menunjuk pada layar LED yang masih menampilkan drama hospital play list kesukaannya. Amel membalikan tubuh. Wanita dengan daster motif bunga sakura itu lantas menatap sang suami. ‘Ada sesuatu yang kurang. Tapi apa?,’ batin Amel sembari menerka-nerka. “Gosh! Mas!” Amel kembali ber