"Aaaaa…." Resti berlarian, masuk ke dalam rumah. Ia bahkan membiarkan pintu utama tetap terbuka. Melangkahkan kaki tanpa peduli jika para pekerja menatap dirinya aneh. "Aaa… Nggak mau! Nggak jadi implaaan Papa…" teriak Resti ketika melewati ruang keluarga yang masih dihuni oleh Amel dan Hanggono. Setelahnya, anak itu kembali berlari menaiki anak tangga. Tetap dengan jeritan membahana seperti di hutan demi menebarkan kepanikan yang ia alami. Amel mengerjapkan mata. Ia memijat kening sembari mencoba mengumpulkan kesadaran. Ada apa lagi ini coba?! Tadi heboh mau implan, sekarang nggak jadi. Terus nanti apa lagi?? – Gemas Amel dalam hati. Akhir-akhir ini semua mencuri ciri khas dirinya. Ya masa dia yang harus bertingkah lurus?! Amel mana bisa! Ck! "Sayang…" lirih H

