Amel melirik pintu kamar mandi. Garis senyum Amel tertarik, melihat Hanggono keluar hanya berbalutkan handuk di sepanjang pinggang laki-laki itu. Melalui pantulan kaca rias, Niel dan Resti tampak saling berpelukan. Sedangkan dirinya sendiri saat ini tengah meluruskan rambut setelah berhasil mengeringkannya tanpa bantuan Hang. Amel mengerling nakal kala tatapan mereka bertemu melalui kaca, membuat Hanggono melangkahkan kaki demi berdiri dibelakang tubuh berbalutkan blus cantik sang istri. "Jangan terlalu cantik, Sayang. Nanti Mas malah nggak konsen kerja," bisik Hang dibelakang telinga Amel. Bibirnya sempat menggigit kecil di sana, membuat bulu kuduk Amel meremang. Laki-laki dengan biseps dan pahatan otot perutnya itu mendaratkan kecupan dipuncak kepala sang istri sebelum melangkahkan

