Sepulang pergi dengan Ziya, Fauzan masih memikirkan Ziya yang ingin mondok. Dia tidak pernah berpikir Ziya akan memutuskan belajar di pondok pesantren. Lena melihat suaminya yang dari sepulang kantor diam saja. Makan malam pun tak banyak bicara, dengan Nilam dan Angga yang biasanya langsung mengajak bercanda pun Fauzan lebih banyak diamnya. Bahkan saat Nilam memamerkan nilai ulangannya yang bagus, Fauzan hanya memuji dengan nada biasa, yang membuat Nilam sedikir merengut karena ayahnya tidak memujinya tinggi. “Ayah ini kenapa sih? Anaknya pamer nilai bagus malah tanggepannya biasa saja? Senang kek? Bangga kek?” protes Lena saat Nilam sudah ke kamarnya dengan wajah ditekuk. “Ya ayah bangga, Nilam pintar dapat nilai bagus. Lalu ayah harus bagaimana?” jawab Fauzan. “Ayah ini kenapa sih, da