Fauzan mengepalkan telapak tangannya, dia tidak percaya Fahri bicara seperti itu dengannya. Fauzan tidak akan membiarkan Bibah dekat dengan sahabatnya, ia tidak mau nantinya anaknya juga akan dekat Fahri. “Anak yang ada di perut Bibah adalah anakku, aku tidak mau dia memanggil ayah pada orang lain, aku ayahnya!” gumam Fauzan dengan geram. Bibah sudah berada di rumahnya. Ia masih terngiang dengan ucapan Fahri tadi saat menyatakan cinta pada dirinya. Tidak pernah Bibah sangka Fahri akan menyatakannya dengan tulus. Bibah tahu kalau Fahri sangat tulus saat mengungkapkan itu, ia melihat sorot mata Fahri yang menyiratkan ketulusan yang begitu mendalam. “Dulu aku berharap Mas Fauzan yang menyatakan itu dengan tulus, tapi ternyata dia malah menggoreskan luka yang begitu menyayat hati, hingga sa