Fauzan bersimpuh memohon ampun atas dosa yang selama ini ia lakukan pada Bibah. Ia berdoa diiringi isak tangis yang lirih. Tidak peduli saat ini ia ada di mana, ia ingin mencurahkan semua isi hatinya pada Tuhan-Nya. Tidak terasa Fauzan lama duduk di dalam masjid, berdoa memohon ampun hingga adzan Isya berkumandang. Ia tidak tahu lagi harus mencurahkan semua penyesalannya kepada siapa, selain dengan Tuhan-Nya. “Berikan kesempatan untukku bahagiakan anakku, Ya Allah. Meski Bibah membenciku seumur hidupnya, mohon luluhkan dan lembutkan hati Bibah agar dia tidak memisahkan aku dari anakku, agar dia mengizinkan aku membahagiakan Ziya, meski tidak tinggal bersamanya lagi. Aku tidak akan lagi mengharap untuk kembali pada Bibah, menjadi jodohnya lagi, aku sudah terlanjur malu dengan apa yang aku