Bibah duduk dengan ibu dan ayahnya, menikmati pesta pernikahan kerabat ayahnya Bibah. Pestanya begitu sederhana namun terkesan mewah dan elegan. Bibah memangku Ziya yang baru saja terbangun dari tidurnya. Beruntung Ziya tidak rewel. “Pak Aryo?” Sapa seorang laki-laki yang mungkin usianya sama dengan ayahnya Bibah. “Iya,” jawab Aryo dengan memandangi dan memperjelas siapa orang yang menyapanya. “Pak Rasyid?” tanya Aryo, setelah ia mengingat-ingat siapa yang orang yang memanggilnya tersebut. “Alhamdulillah masih ingat saya,” jawab Rasyid. “Saya kira adikku tidak mengundang Pak Aryo,” imbuhnya. “Undangannya sampai tiga hari yang lalu. Syukur Alhamdulillah, masih mengenal saya,” ucap Aryo. “Ini putri Pak Aryo?” tanya Rasyid. “Iya, ini putri saya. Saya ajak dia karena sekalian nanti mau m