CSL BAB 102 - Mengantar Pulang

1949 Kata

“Sayang, Sayang, pala lo peyang?!” sarkas Ziya. “Eh, Bu Guru gak boleh lho bicara kasar begitu?” tutur Maxime. “Tergantung dong bicaranya sama siapa? Kalau sama muridku yang tidak seperti ini!” tukas Ziya. Maxime hanya senyum-senyum melihat Ziya yang seperti itu. Biar saja, semakin Ziya sewot pada dirinya, wajah Ziya begitu menggemaskan sekali bagi Max. Ziya hanya diam sampai di rumah, lalu ia langsung turun dari mobil Max, tanpa mempersilakan Max masuk ke dalam. Padahal Max ingin sekali dipersilakan Ziya ke dalam. Berterima kasih saja tidak, apalagi mempersilakan masuk ke dalam? Ziya berjalan menuju ke teras, Max langsung menyusulnya dan berjalan di sebelahnya. “Bukannya terima kasih, atau paling enggak ada tamu dipersilakan masuk lah,” sindir Max lirih di sebelah Ziya. “Maksudnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN