CSL BAB92 - Mengantar Ziya

1172 Kata

Semua mengantarkan Ziya untuk berangkat ke Pondok Pesantren. Fauzan tidak bisa menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk matanya. Ia masih memeluk Ziya dan sebelum Ziya ditinggalkan di Pondok Pesantren. “Belajar yang sungguh-sungguh ya, Sayang? Ayah akan selalu merindukanmu,” ucap Fauzan. “Jangan nangis dong, Ayah? Ziya di sini kan mau belajar, pengin jadi anak yang Sholehah. Menjadi anak perempuan Ayah dan Bunda yang bisa membahagiakan Ayah dan Bunda di dunia dan di akhirat nanti. Doakan Ziya selalu ya, Yah? Jangan nangis, nanti Ziya ikut nangis,” ucap Ziya dengan mengusap pipi Ayahnya yang sudah basah karena air matanya tak bisa berhenti menetes. “Iya, Sayang. Ayah Doakan kamu selalu. Sehat-sehat di sini,” ucap Fauzan. Bukannya Bibah yang terus menangis, tapi malah Fauzan yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN