Sepuluh tahun berlalu begitu cepat. Ziya sudah menjadi seorang gadis cantik yang kini sudah berprofesi sebagai seorang guru di MA ternama di kotanya. Setelah lulus kuliah, dan meninggalkan Pondok Pesantren yang sudah menaunginya selama sepuluh tahun lebih, Ziya kini pulang ke rumahnya setelah diterima menjadi guru di Madrasah Aliyah. Gadis berusia dua puluh dua tahun itu sekarang menikmati masa-masa menjadi seorang guru Matematika. Ia berhasil mewujudkan mimpinya menjadi seorang guru. Bibah, Fahri, dan Fauzan tidak ikut campur soal pendidikan Ziya. Dia maunya sekolah di mana, ambil jurusan apa, ketiga orang tuanya itu menuruti apa yang terbaik untuk Ziya. Meski dalam benak Bibah ingin sekali Ziya meneruskan dirinya menjadi seorang Apoteker. Tapi, Ziya lebih suka pada pelajaran yang menur