Beberapa saat kemudian Alexa dan Darren sudah duduk, sama-sama terdiam di dalam mobil selagi Darren fokus mengemudi. Alexa meremas tangan satu sama lain, entah kenapa dia merasa gelisah. Sebentar dia melirik ke arah Darren yang mana laki-laki itu sedang mengemudi, dengan kacamata hitam terpasang dengan begitu pas di wajahnya yang tegas. Matanya lalu hinggap pada kedua tangan Darren yang sedang memegang kemudi, namun kemudian dia menyesal karena yang dia lihat adalah sepasang tangan berurat yang tampak kuat dan kokoh. “Apa yang aku pikirkan!” keluh Alexa seraya cepat memalingkan wajahnya. Dia mulai duduk dengan tidak nyaman, merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Terasa panas yang lalu kemudian berpusat di bawah sana. “Apa kita tidak bisa pulang saja?” ucap Alexa, dia tidak bisa lebih l