Darren mengepalkan tangannya, ingin rasanya dia menarik Alexa dan mengurungnya di bawah tubuhnya dan mengatakan jika dia harus berhenti sebagai ayam kampus dan menggantungkan hidupnya padanya. Tapi saat ini Alexa bahkan tak sedikitpun memberikan kesempatan untuk Darren lebih dekat bahkan sebagai teman. “Oke!” ujar Darren, enggan menanggapi lebih jauh demi ketenangan hatinya sendiri. Alexa mengerutkan kening karenanya, dia pikir Darren akan terpancing dan terus mengejarnya untuk memaksanya berhenti dari semua ini. Tapi sedetik kemudian dia tertegun dengan pikirannya sendiri. “Bukannya kamu ingin menghindarinya, Alexa!” keluhnya dalam hati. “Sudah? Apa kamu masih ingin belanja lagi?” tukas Darren. Alexa menggeleng malas, dia berjalan mendahului Darren yang lalu mengikutinya. Sepanjang