“Who do you think you are!” ucap Alexa menatap Darren sambil tersenyum sinis. “Kamu bukan siapa-siapa yang berhak mengatur hidupku, Pak Darren!” tukasnya dengan nada tajam. Darren terdiam karenanya, menyadari ucapannya barusan, dia lalu merapatkan bibirnya dan menarik nafas seraya menggeleng. “Maaf,” ucapnya, lalu kembali menatap Alexa dengan sorot mata sendu. “Aku hanya tidak bisa membayangkan kamu disentuh orang lain lagi, Alexa!” ungkapnya, dalam hati. “Oke, anggap saja ini kepedulianku sebagai manusia–” “Manusia yang bahkan sudah menikmati tubuhku juga maksud Bapak!?” “Alexa!” Alexa mempertahankan tatapannya pada Darren yang juga terdiam menatapnya, untuk beberapa detik mereka saling mengunci pandangan namun kali ini Darren yang mengalah. “Baiklah, silahkan kamu pergi. Tapi ak