Sepanjang menyantap sarapan milik masing-masing, tak ada satu orang pun yang bersuara, ataupun sekadar berdeham untuk mengalihkan perhatian. Bahkan, Aresh yang biasanya bersikap pecicilan, petakilan, dan selalu bertingkah tak jelas, pagi ini lebih banyak diam, dan terlihat begitu tenang. Hanya berkomunikasi melalui lirikan mata saja dengan sang kakak. Selebihnya, dua pria kembar itu berusaha menikmati sarapan bersama dengan kedua orang tua mereka, tanpa berniat merusak suasana. Setelah semuanya selesai, kini giliran hidangan pencuci mulut disediakan oleh sang ibu di atas meja, berupa potongan buah semangka, juga buah pir, yang sudah terkupas dengan sempurna, dan siap disantap. Waktu bersantai setelah makan bersama, yang selalu digunakan oleh sang ayah untuk berbincang dengan kedua putran