Kemarahan Aresh ~~

1451 Kata

Pekatnya langit malam, berteman pedaran cahaya rembulan, kembali menghias cakrawala. Berteman dinginnya malam, hampa tak bersuara. Waktu yang sangat tepat untuk melepas kepenatan, mengambil quality time sebagai bentuk rasa terima kasih pada tubuh, setelah sehari penuh melakukan aktivitas. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi seseorang. Ya ... seseorang yang dimaksud itu, adalah dia. Pria yang sedang berjalan malas, menyusuri lorong gedung perkantorannya yang gelap, dengan raut wajah lelah. Sesekali, kepalanya bergerak memutar ke kiri dan ke kanan, meregangkan otot leher yang terasa kaku, kemudian menghembuskan napas panjang. Setibanya di ruang kerja, Arash yang masih belum mengetahui kabar Zeira, berjalan menuju sofa, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas sana. Ia pejamkan mata lelahn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN