Setelah perdebatan yang cukup hebat, akhirnya Aresh memilih mengalah, dan benar-benar angkat kaki dari apartemen mereka. Untuk sementara, pria itu memilih tinggal di rumah kedua orang tuanya, sebagai pilihan paling tepat meredam amarah pada sang Kakak. Dengan raut wajah merengut, ia lemparkan tas berisi pakaian ke tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya, sembari menghembuskan napas panjang. Sementar di tempat lain, Arash pun melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan sang adik. Ia lepaskan rasa kekesalannya dengan mengembuskan napas panjang, lalu menaruh lengan kanannya di atas kening, menatap langit-langit kamar, dalam suasana gelap, dan hanya ditemani dengan sinar temaram dari lampu tidur di samping tempat tidurnya. Lelah. Lagi-lagi, hanya kata itu yang bisa menggambarkan peras