Sepanjang persidangan berlangsung, baik Arash, Aresh maupun Zeira, lebih banyak bungkam dan benar-benar memperhatikan dengan saksama jalannya sidang tersebut, tanpa mengeluarkan komentar apapun pada setiap dakwaan yang diberikan oleh pihak kejaksaan kepada terdakwa. Sesekali, gadis cantik itu menoleh ke sisi kursi pemeriksaan, menatap sekilas seringai tipis yang diberikan oleh Bagas, sebelum akhirnya kembali menundukkan kepala. Memainkan jari jemari kedua tangan dengan perasaan yang lagi-lagi tak menentu. Takut? Sudah pasti! Sekuat apapun Zeira meyakinkan diri agar tidak terlihat lemah di hadapan Bagas, rasa takut itu masih jauh lebih mendominasi, dan tetap bersarang hingga mengecilkan nyalinya. Menghancurkan seluruh dinding yang telah dibangun untuk melindungi, bersamaan dengan ra