Sepanjang perjalanan pulang dari Nimo Highland, seulas senyum dari sepasang kekasih yang baru saja kembali memadu kasih itu, terus merekah tanpa pudar sedikitpun dari wajah, membentuk lengkungan sempurna di kedua sudut bibir. Jari jemarinya saling bertaut, menggenggam begitu erat, seakan tak ingin saling melepaskan lagi satu sama lain. Namun, sepanjang perjalanan itu, tidak ada obrolan apapun yang terlontar dari mulut mereka. Hanya sebatas kontak mata. Dan setelahnya, Arash kembali menatap jalanan kota Bandung di depan sana, yang cukup padat malam ini. Ya, itu saja bahkan sudah lebih dari cukup. Karena bahasa tubuh keduanya seakan sudah mewakili segala bentuk suasana hati yang tengah dirasa, tanpa harus mengutarakannya lagi. Bukan hanya sebatas untaian kata, atau bualan belaka. Cincin