Bab 6 Kebencian itu hanya akan menyesatkan asa. *** Lepas insiden yang terjadi beberapa minggu yang lalu, aku mulai kembali menjalani rutinitasku tanpa adanya gangguan dari pria bernama Rafael. Senang? Entahlah. Aku tidak bisa mendeskripsikannya. Karena satu sisi di dalam diriku meminta ia untuk tetap tinggal. Jadi, aku tak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh diriku sendiri. Menyebalkan bukan? "Ra, kita akan sibuk dengan kuliah masing-masing. Terus kita susah deh buat quality time bareng." Celetukan Caca membuat aku menengok ke arahnya. Kini kami memang tengah menuju ke tempat dimana kami akan menuntut ilmu tapi, aku tidak tahu jika Caca memikirkan sampai kesana. Pasalnya, kita serumah pasti bisa melakukan hal-hal yang biasa kami lakukan. Cuma ya waktunya akan sedikit berbeda dari