"Tidak."
"Tapi kenapa, Pak? Apa yang mendasari saya dipindah tugaskan menjadi asistennya?" tanya Maura, nada suaranya memancarkan kebingungan bercampur gelisah.
Pak Erlangga diam sejenak, pandangannya menerawang seolah sedang merangkai kata-kata yang tepat. Tangannya menyentuh dagu, lalu mengetuk-ngetuk meja ringan. "Hmm ... bagaimana menjelaskannya, ya?" ujarnya pelan, seolah berbicara pada dirinya sendiri.
Pria itu menghela napas, lalu menatap Maura dengan senyuman kecil. "Ini semacam ... pertukaran karyawan. Konsepnya mirip dengan pertukaran pelajar. Kamu pasti paham maksudnya, kan?"
"Pertukaran karyawan?" Maura mengulang kalimat itu dengan dahi berkerut, mencoba mencerna penjelasan yang baru saja diberikan.
"Benar!! Ini adalah kesempatan besar untukmu berkembang, belajar hal baru
