Akbir memandang Veve yang tengah mengancingkan blouse merah maroon. Kelihatan wajah Veve sedang tidak baik-baik saja. Tubuh kecil itu tampak sedikit lemas. Tanpa menyapa pada suaminya, Veve melenggang pergi begitu saja. "Ve," tegur Akbir mencoba menghentikan langkah istri kecilnya. Namun, Veve sama sekali tak menanggapi. Ia lebih memilih memasang sneaker warna putih kesukaannya. Veve bersiap berlari, menyambar tas ransel kelinci kesayangannya. Namun, tangan suaminya menghalangi langkahnya. Veve melirik tangan Akbir sekilas. "Mau kemana?" tanya Akbir. "Main," jawab Veve acuh. "Gak pamit?" "Sok penting banget." "Kamu istri aku, wajib hukumnya kamu meminta ijin dariku kalo mau pergi!" tekan Akbir masih mencekal tangan Veve. "Lepasin!" "Main kemana? biar kakak antar." "Emang kaka