*** DOR! DOR! DOR! Suara letusan tembakan pecah dengan kekuatan yang mengguncang udara, merambat dengan kecepatan melalui lingkungan yang sunyi, membuyarkan ketenangan malam. Dentuman berirama itu memantulkan cahaya bulan pucat, menciptakan bayangan gelap yang menari-nari di dinding sekitar, sementara aroma mesiu menyengat menusuk hidung. "FUCKK!" Pietro melontarkan kutukan kasar, matanya melebar dalam kepanikan mendengar dentuman keras tembakan yang menggema di telinganya. Tubuhnya terasa kaku, napasnya tersengal-sengal dalam kegelapan malam yang terputus-putus oleh suara tembakan yang terus menerus, mengirimkan getaran mengerikan ke setiap serat saraf dalam dirinya. Dalam kegelapan yang tebal, Pietro dan Nelsond bergegas menuju ruang bawah tanah, langkah mereka terdengar seperti gem