Pintu kaca berteknologi tinggi itu tiba-tiba terbuka, setelah Sean menyentuhkan tangannya pada sebuah alat sensor sidik jari buatan Arthur, dan Miller. Ia langkahkan kakinya masuk ke dalam ruang kedap suara tersebut, sembari mengedarkan pandangannya. “Sepertinya, yang kau temukan bukan sekedar informasi biasa, Arthur,” celetuk Sean, sembari menarik kursi yang berada di samping Arthur, lalu mendudukinya. Ia sangat paham betul, jika Arthur mengajaknya bertemu dalam ruang rahasia di bawah tanah, itu berarti, Arthur menemukan sesuatu yang sangat penting, dan lebih rahasia. Pria yang terlihat tengah serius memasukkan sederet kode enkripsi pada salah satu komputer rakitan di sisi kanannya, hanya melirik sesaat, lalu kembali fokus pada layar monitor, dengan angka-angka berwarna hijau bergerak