Dua orang pria bersneli, dengan sebuah kacamata bertengger pada wajah, nampak tengah serius berjalan menyusuri lorong utama gedung BrainLab, sembari mendiskusikan isi dalam berkas yang sedari tadi dipegang oleh salah satu di antaranya. Sesekali, mereka menatap sekeliling, memandang pria-pria bersneli, dan jas laboratorium lainnya, yang juga sedang berjalan di sisi lain, berpencar dan berbaur dengan para pegawai BrainLab yang sedang bertugas hari ini. Tidak ada yang mencurigakan dari mereka. Bahkan, semuanya terlihat sama, baik dari belakang atau pun dari depan. Tak dapat dibedakan. Persis seperti para peneliti yang mengabdikan keahlian mereka pada Laboratorium mengerikan, BrainLab. Namun kenyataannya, dari puluhan orang yang tengah sibuk dalam gedung tersebut, dua puluh orang di antara