“Profesor, sepertinya … Tuhan benar-benar sedang berada di pihak kita. Lihatlah!” Pria berjas laboratorium, yang sedang duduk di atas kursi kecil sembari memegang Transducer di atas perut bagian bawah wanita itu, menatap berbinar pada layar persegi di hadapannya. Sedangkan Axelo, yang saat itu sedang meneliti pelarut bersama Ben dan satu orang ahli microbiologi lainnya, seketika menoleh, menatap pada Giusto. “Ada apa?” tanya Axelo. “Janin yang tumbuh dalam rahim wanita ini, dua.” Mendengar perkataan Giusto, membuat Axelo seketika menaruh labu erlenmeyer berisi zat kimia, di atas meja, kemudian berlari menghampiri pria berjas laboratorium itu. Ia perhatikan secara seksama layar persegi di hadapannya, sembari menyeringai bahagia. “Wow … sorprendente! This is jackpot! Ya Tuhan, ak