Kai mengayunkan kakinya begitu selesai memarkir mobil di garasi. Ada begitu banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan pada ayahnya. "Mi, Pi," tegurnya saat melihat dua orang itu duduk santai di ruang keluarga. "Kamu baru pulang? Mami siapkan makan malam dulu ya? Bi Tinah mungkin sudah tidur sekarang," melirik jam yang menggantung di dinding. Pukul sebelas malam. "Nggak usah Mi, tadi Kai mampir makan cumi bakar dulu sama Gibran," menyahut sambil melucuti jasnya. "Pi, aku mau ngomong." "Tinggal bicara saja," balas Anjas tanpa menolehkan perhatian dari layar persegi panjang di hadapannya. "Papi yang benar saja. Masa semua orang kepercayaanku Papi kirim untuk piknik semua? Banyak yang harus aku urus di sini Pi, kalau aku pergi ke sana bagaimana dengan pencarian Dira? Siapa yang akan mengu