Nadira merasa terusik saat mendengar kegaduhan yang terjadi di dekat taman belakang. Kamarnya yang memang berdekatan dengan taman, membuatnya dapat mendengar dengan jelas riuh teriakan mertua dan juga Ibunya. Nadira menyibakkan selimutnya. Dengan tubuh polos dia berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sungguh, badannya terasa remuk, padahal kakinya masih terasa nyeri dan Kai memintanya untuk tetap melayani sebagai mana biasanya. Ya, meskipun diawali dengan sedikit perlakuan kasar, tapi pada akhirnya Kai melakukannya dengan lembut. Kai membuka mata. Dia meraba kasur di sebelahnya, tak ada lagi sosok wanita yang baru saja menemani mendayung menuju puncak surgawi. "Dira, Dira!" panggilnya sambil menuruni kasur. Kai mengutip pakaiannya dan juga pakaian Nadira yang ber